Selamat Datang di Blogsite KPO PRP Samarinda.

Sabtu, 31 Mei 2008

KENAIKAN HARGA BBM ; SOLUSI YANG TIDAK SOLUTIF!!!


(Upaya Untuk Membongkar Kebohongan Publik)
Oleh : Herdiansyah "Castro" Hamzah*

Pengantar
Judul diatas tentu membuat makna tersirat akan arti penting suatu komoditas energi dasar yang kita sebut Bahan Bakar Minyak (BBM). Indonesia sendiri merupakan salah satu Negara pengekspor minyak dunia, yang tergabung dalam OPEC. Pada era tahun 80-an, bahkan Indonesia mendapatkan berkah yang sangat melimpah ketika tingkat harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan . Namun sekarang, siapa yang menyangka bahwa justru Negara kita termasuk salah satu dari sekian banyak Negara yang paling panik dan gelisah dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Hingga hingga detik ini, kisaran harga minyak mentah dunia telah mencapai angka US $ 120/barel atau sekitar Rp. 1.116.000,-/barel atau Rp. 7018,-/liter . Logika-nya, sebagai Negara penghasil dan pengekspor minyak, seharusnya Negara kita mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan kenaikan harga minyak mentah dunia ini. Namun yang terjadi justru sebaliknya, Negara kita justru defisit. Jadi sekalipun Bangsa Indonesia memiliki sedikitnya 329 Blok/Sumber Migas dengan lahan seluas 95 juta hektar (separuh luas daratan Indonesia) dengan cadangan minyak yang diperkirakan mencapai 250 sampai dengan 300 miliar barel (hampir setara dengan Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia saat ini) dengan total produksi minyak mentah hari ini mencapai 1 juta barel per hari atau 159 juta liter per hari, tetap tidak bermanfaat bagi kehidupan Rakyat Indonesia, jika masyarakat dipaksa untuk membeli mahal asset alam kita sendiri.

Kebijakan yang Irasional
Kenaikan harga minyak mentah dunia, menuntut Pemerintah untuk buru-buru mengkampanyekan situasi ini yang dianggap membahayakan anggaran Negara jika tidak diantisipasi secepat mungkin. Asumsi pemerintah mengatakan bahwa, semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia tersebut, akan menyebabkan kenaikan subsidi dalam negeri sebesar 21,4 trilyun rupiah, sementara negara tidak mempunyai anggaran, sehingga mau tidak mau, harga BBM dalam negeri harus di naikan sesuai dengan harga BBM Internasional. Dewasa ini, pemerintah sering melontarkan pernyataan sebagai upaya pembenaran tindakan untuk menaikkan harga BBM ini. Namun apakah pernyataan tersebut sesuai dengan fakta, atau justru menjadi sebuah bentuk kebohongan terhadap masyarakat. Mari kita lihat satu persatu. Pertama, pemerintah selalu mengatakan bahwa harga BBM Indonesia adalah yang termurah dibandingkan Negara-negara lain. Kenyataannya di Venezuela, harga bensin hanya seharga Rp. 460,-/liter, di Turkmenistan hanya sekitar Rp. 736,-/liter, Iran sebesar Rp. 825,-/liter, dan Nigeria hanya Rp. 920,-/liter . Bandingkan dengan harga bensin dalam negeri kita yang mencapai Rp. 4.500,-/liter, tentu sangat tidak realistis bagi sebuah Negara pengekspor minyak seperti Indonesia, yang seharusnya mampu mneyediakan layanan harga BBM yang lebih murah bagi masyaratnya. Pada sisi yang lain, pernyataan bahwa harga minyak kita adalah yang paling murah juga terbantahkan dengan tingkat harga Pertamax Negara kita sebesar Rp 8.700/liter yang lebih mahal daripada harga bensin di AS (importir minyak terbesar) yang hanya Rp 8.464/liter. Padahal penghasilan rakyat AS sekitar US$ 37 ribu per tahun sementara Indonesia cuma US$ 810/tahun . Tentu kondisi ini tidak bisa dijadikan tolak ukur sama sekali, sebab tingkat pendapatan penduduk perkapita, juga turut menentukan harga jual minyak suatu Negara. Kedua, pemerintah selalu mengasumsikan kenaikan harga minyak dunia, sebagai ancaman terhadap angaran Negara dalam APBN, terutama menyangkut pembengkakan anggaran untuk subsidi sector publik (baca ; BBM). Pemerintah berujar bahwa Negara akan menanggung rugi hingga Rp. 123 trilyun per tahun jika harga BBM tidak naik. Padahal kenyataannya pemerintah dengan harga minyak Internasional mencapai US$ 125/barrel tetap untung Rp 165 trilyun per tahun jika manajemennya benar karena impor sebenarnya kurang dari 20% kebutuhan minyak kita. Seperti yang kita ketahui, bahwa kebutuhan konsumsi minyak dalam negeri kita mencapai 1,2 juta bph, sedangkan produksi minyak kita sekitar 1 juta bph. Jadi yang kita impor sekitar 0,2 juta bph. Hitung-hitungannya, Jika harga minyak Internasional US$ 125/barrel dengan jumlah impor 200 ribu bph, maka pemerintah Indonesia dengan harga minyak Rp 4.500/liter (atau sekitar US$ 77/barol) akan mendapatkan keuntungan sebesar US$ 49,4 juta per hari atau sekitar Rp 165,8 Trilyun dalam setahun (dengan kurs 1US$ = Rp 9.200,-). Jadi, suatu pembohongan publik jika dikatakan Negara kita rugi Rp 123 Trilyun!. Ketiga, pemerintah selalu menuding rakyat-nya sendiri sebagai rakyat yang sangat boros menggunakan BBM. Bahkan kampanye upaya penghematan diberbagai media cetak maupun elektronik, sangat gencar dilakukan. Padahal, jika dibandingkan dengan Negara lain, masalah pemborosan minyak, Indonesia berada dirangking 116 di bawah Negara-negara Afrika seperti Namibia dan Botswana. Keempat, dan ini bagian yang paling menarik, yakni ; pemerintah selalu mengatakan bahwa tingkat subsidi yang tinggi terhadap BBM, hanya akan membantu golongan kaya di Negara kita. Bahkan Wakil presiden, Yusuf Kalla, mengkritik para pendemo anti kenaikan BBM, sebagai kelompok yang memperjuangkan orang kaya. Pertanyaannya kemudian adalah, “apakah mayoritas orang miskin tidak menggunakan BBM?”. Hanya mereka yang tidak tahu keadaan orang miskin yang akan mengatakan tidak!!!. Pengguna BBM justru adalah mayoritas orang miskin, semisal ; supir bus, metromini, mikrolet, supir pengangkut barang, nelayan, tukang ojek dll. Bukankah jika BBM naik, mereka yang akan dirugikan?. Bukankah jika BBM naik, maka harga kebutuhan pokok, produksi barang, dll juga akan menyesuaikan harga, siapa yang akan rugi kalo bukan orang miskin. Bukankah jika harga BBM naik, maka tarif angkutan umum juga akan ikut naik, dan siapa yang akan dirugikan jika bukan penumpang yang mayoritas adalah mereka yang miskin. Mobil mewah yang beredar dinegara kita hanya sekitar 5 % dari total kendaraan, atau sekitar 10 juta saja. Bandingkan dengan kendaraan seperti motor, angkutan umum dll yang notabene digunakan oleh mayoritas rakyat Indonesia. Maka dari itu, pernyataan pemerintah yang berdalih jika BBM naik maka akan menyelematkan orang miskin, perlu dipertanyakan, sebab kenaikan BBM justru akan semakin membuat barisan kemiskinan dan pengangguran semakin panjang. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi Pri Agung Rakhmanto, (Kompas, (7/5), kenaikan harga BBM sebesar 30 persen berpotensi mengakibatkan orang miskin bertambah sebesar 8,55 persen atau sekitar 15,68 juta jiwa.

Mengapa Harga Minyak Dunia Semakin Mahal.
Pertama, over konsumtif. Dalam artian, tingkat konsumsi minyak yang semakin tinggi oleh Negara-negara maju seperti Amerika yang mencapai 20,59 juta barel per hari, Jepang sebesar 5,22 juta barel per hari, Rusia sebasar 3,10 juta barel per hari, dll. Disamping itu, komsumsi minyak juga semakin meningkat di Negara-negara yang sedang mengalami fase pertumbuhan ekonomi drastis seperti India sebesar 2,53 juta barel per hari maupun Cina sebesar 7,27 juta barel per hari. Ini berarti, total produksi minyak internasional akan lebih banyak diserap dan digunakan oleh Negara-negara tersebut sehinga mengakibatkan distribusi minyak dunia semakin tidak merata. Secara ekonomis, ini menandakan bahwa suplay and demand menjadi tidak seimbang dimana tingkat permintaan minyak jauh lebih tingggi dibandingkan tingkat pewarannya. Gejolak harga minyak dunia-pun menjadi tidak terbendung. Kedua, Ketidakstabilan politik di Negara-negara penghasil minyak. Kenaikan harga minyak mentah dunia, tentu merupakan perkara yang rumit dan berat. Mengapa tidak, hal ini akan semakin mengakibatkan kegoncangan ekonomi (Economic shock) bagi lalu lintas perdagangan dunia. Salah satu penyebabnya adalah ketidakstabilan politik di Negara-negara pengahasil minyak, terutama di daratan timur tengah. Ketidakstabilan politk ini tentu akan mengahambat maksimalisasi produksi minyak dinegara-negara penghasil minyak, sehingga tidak secara total mampu untuk menutupi tingkat konsumsi minyak dunia. Ketidakstabilan politik ini diakibatkan oleh agresi militer serta tekanan politik dari Negara-negara maju yang dipelopiri oleh Negara adidaya, Amerika Serikat. Bayangkan saja, belum habis cerita soal Afganistan dan Irak yang hingga saat ini terus mengalami krisis politik, kini mata dunia dipertontonkan perseteruan antara Amerika dan Iran soal nuklir yang tak habis-habisnya. Belum lagi upaya Amerika untuk terus menekan Venezuela (Negara penghasil minyak terbesar keempat dunia) dengan upaya menggungcang pemerintahan Chavez hingga kini, yang secara tegas menolak kebijakan ekonomi pasar bebas Amerika. Ketidakstabilan politik dari Negara-negara penghasil minyak dunia inilah salah satu penyebab mengapa harga minyak dunia terus melambung tinggi tak terkendali .

Kenaikan BBM ; opsi terakhir ataukah satu-satunya pilihan?
Yang patut kita cermati adalah, sepintas pemerintahan terdengar berupaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa’ “Kenaikan harga BBM merupakan opsi terakhir yang akan dilakukan”. Pertanyaan kemudian muncul, lantas opsi apa yang akan dilakukan oleh pemerintah jika memang BBM tidak dinakkan?. Atau adakah alternatif lain selain menaikkan harga BBM yang dimiliki oleh pemerintah sekarang ini?. Pemerintah memang sudah seharusnya dituntut untuk lebih transparan dalam mengambil sebuah kebijakan publik (public policy), terlebih jika kebijakan tersebut dipandang akan sangat merugikan masyarakat luas. Selama ini, pemerintah terkesan hanya menawarkan solusi yang tidak menyentuh akar persaolan, semisal ; kampanye penghematan energi, konversi energy minyak ke gas, atau bahkan himbauan terhadap para pejabat untuk hidup lebih sederhana. Akan tetapi, mengingat kompleksnya persoalan minyak ini, pemerintah seharusnya menyiapkan suatu kebijakan ekonomi dan politik kongkrit yang tidak merugikan masyarakat. Beberapa alternatif solusi yang sebenarnya bisa dilakukan oleh pemerintah adalah; Pertama, pembatasan anggaran pejabat Negara dalam belanja rutin APBN semisal anggaran perjalanan dinas keluar negeri, permahan, hingga fasilitas anggota DPR/DPD dan pejabat eksekutif yang tidak penting lainnya. Termasuk upaya untuk memotong gaji para pejabat mulai dari tingkat pusat hingga daerah, jika perlu gaji tersebut harus mengacu pada upah minimum yanga ada. Hal ini juga dilakukan oleh Negara-negara pro-rakyat seperti Venezuela, Kuba, Iran dll. Disamping itu, pemotongan gaji penjabat ini, juga akan secara langsung memberikan pelajaran bagi para pejabat untuk tutur serta untuk ikut merasakan penderitaan rakyat. Kedua, pengambil alihan perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) Negara yang selama ini telah dikuasai oleh pihak asing. Seperti yang kita ketahui bahwa pemberitaan selama ini selalu menuding tingkat produksi minyak kita sebagai biang keladi kenaikan harga minyak dalam negeri. Sebenarnya, tingkat produksi kita tidak menurun, namun perusahaan asinglah (TNC/MNC) yang banyak menyerap kekayaan minyak kita ketimbang Negara kita sendiri. Ketiga, penghapusan hutang Negara yang dinilai terlalu banyak memakan budget APBN.

Jika pemerintah tetap tak bergeming untuk menaikkan harga BBM dalam negeri, maka sekali lagi rakyat-lah yang akan menjadi korban. Rakyat-lah yang akan menanggung bebab ekonomi yang kian hari kian sulit. Sudah bisa dipastikan tanpa harus diperdebatkan lagi, bahwa jika harga BBM naik, maka yang akan terjadi adalah, orang miskin akan semakin miskin, dan orang kaya akan semakin diuntungkan. Maka pilihan rakyat untuk mengorganisir diri demi menolak rencana kenaikan BBM ini, adalah hal yang wajar dan memang harus dilakukan.

*Penulis adalah Anggota PRP Komite Persiapan Samarinda
Baca Lebih Lanjut....

Jumat, 23 Mei 2008

PERNYATAAN SIKAP TENTANG KENAIKAN HARGA BBM


PERNYATAAN SIKAP
PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA

Gagalkan kenaikan harga BBM !!!
Turunkan harga-harga kebutuhan hidup rakyat !!!
Potong gaji seluruh pejabat Negara !!!

Salam rakyat pekerja,

Penolakan terhadap rencana pemerintah dalam menaikkan kenaikan harga BBM terus meningkat. Walaupun penolakan kenaikan harga BBM terus dilakukan oleh gerakan rakyat, namun keangkuhan pemerintah tetap saja tidak tergoyahkan. Bahkan malam ini pemerintah mengumumkan besaran kenaikan harga BBM sebesar 28,7%. Kenaikan BBM yang telah diumumkan mala mini tentunya akan semakin memberatkan kehidupan rakyat Indonesia. Pemerintah kapitalis dengan angkuhnya dan tanpa mempedulikan nasib rakyat hanya mementingkan kepentingan para kapitalis di bidang perminyakan dunia.

Alasan pemerintah dalam menerapkan kenaikan harga BBM masih saja seputar kenaikan harga minyak dunia yang mencapai US $120/barel atau Rp 1.116.000/barel atau Rp 7018/liter akan menyebabkan kenaikan subsidi dalam negeri sebesar 21,4 trilyun rupiah, Sementara negara tidak mempunyai anggaran, sehingga mau tidak mau, harga BBM dalam negeri harus di naikan sesuai dengan harga BBM Internasional.

Namun sangat aneh, ketika berpikir bahwa Indonesia merupakan Negara penghasil minyak bumi, mengapa tidak bisa menentukan harga minyak bumi di dunia atau minimal seharusnya Indonesia tidak terkena imbas dari kenaikan harga minyak dunia. Bahkan Indonesia seharusnya sebagai Negara penghasil minyak bumi merupakan Negara yang diuntungkan dari kenaikan harga minyak dunia. Namun yang tidak pernah diketahui adalah ternyata Indonesia sebagai Negara penghasil minyak bumi, harus membeli dari perusahaan-perusahaan asing yang menguasai minyak bumi di Indonesia. Hal ini dikarenakan sumber daya alam minyak bumi di Indonesia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing.

Jika saja minyak bumi dikuasai oleh pemerintah Indonesia sepenuhnya, maka keuntungan akan didapat oleh pemerintah Indonesia. Sehingga keuntungan tersebut dapat dialihkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun tentunya hal ini tidak pernah terbersit dalam benak penguasa di Indonesia, karena penguasa di Indonesia lebih mementingkan keuntungan pribadi dan kelompoknya dibandingkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Penguasa lebih berpihak kepada perusahaan-perusahaan asing dan domestik dengan dalih Indonesia membutuhkan investasi asing untuk pembangunan. Namun kenyataannya jalan yang diambil oleh pemerintahan kapitalis telah menjerumuskan rakyat ke dalam jurang kemiskinan.

Dengan naiknya harga BBM yang baru saja diumumkan oleh pemerintah kapitalis, maka semakin menunjukkan ketidakpedulian pemerintah kapitalis terhadap rakyat. Kondisi rakyat yang sudah semakin miskin, akan semakin membuat rakyat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Fenomena bunuh diri pun kemudian merebak di masyarakat, karena mencari jalan pintas untuk keluar dari kondisi ekonomi yang semakin mencekik leher rakyat.

Maka dari itu, Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP) Komite Kota Persiapan Samarinda menyatakan sikap:
1. Gagalkan kenaikan harga BBM karena akan semakin menyengsarakan kehidupan rakyat.
2. Turunkan harga-harga kebutuhan hidup rakyat
3. Potong gaji seluruh pejabat Negara untuk mensejahterakan rakyat dan demi rasa keadilan.
4. Bangun posko-posko perlawanan rakyat untuk mengkonsolidasikan dan memobilisasi massa untuk menggagalkan kenaikan BBM

Sampai kapanpun jika pemerintahan kapitalis yang berkuasa, maka rakyat akan sengsara dan miskin. Hanya SOSIALISME lah yang akan mensejahtarakan rakyat. Maka dari itu sistem Neoliberalisme harus dihancurkan oleh rakyat dengan jalan merebut kekuasaan dari kapitalis, dan membentuk pemerintahan Sosialis.

Samarinda, 23 Mei 2008
Perhimpunan Rakyat Pekerja
Komite Kota Persiapan Samarinda


Sekretaris Kota



Ismed Soerya
Baca Lebih Lanjut....

Rabu, 14 Mei 2008

PRESS RELEASE FRONT PEMBEBASAN NASIONAL


FRONT PEMBEBASAN NASIONAL
(ABM, PRP, SMI, PPRM, WALHI, FBTN, Perempuan Mahardika, KPA
Serikat Pengamen Indonesia, IGJ, LBH JAKARTA, LBH FAS, JGM, KORBAN, ARM, PRAXIS, IKOHI, SPEED, SIEKAP, BUTRI, PERGERAKAN, PAWANG)
Sekber : Jl.Pori Raya No 06 Rt 009/Rw 010, Pisangan Timur, Jakarta Timur
Telp/Fax : 021 4757881, Email : front.pembebasan.nasional@gmail.com
==========================================================

AYO BERSATU…..
LAKUKAN AKSI-AKSI MASSA SETIAP HARI
21 MEI DAN 1 JUNI : KEPUNG DAN DUDUKI ISTANA
Gagalkan Rencana Kenaikan Harga BBM…!!!

Genderang perlawanan rakyat Indonesia, melawan rencana kenaikan harga BBM telah dibunyikan; Mahasiswa, kaum miskin kota, kaum buruh, kaum tani dan perempuan di seluruh penjuru Indonesia, setiap hari melakukan aksi-aksi, dan terus membesar dan menyatu dari hari ke hari. Ini menunjukan, bahwa tingkat kesejahteraan rakyat sudah dalam batas yang paling rendah, sehingga kenaikan harga BBM sebesar 30 %, tidak akan lagi sanggup di tanggung oleh rakyat Indonesia. Argumentasi kuno yang di sampaikan oleh Pemerintah, DPR, Elit Politik maupun Intelektual Tukang, semuanya seragam; Kenaikan harga minyak dunia yang mencapai US $ 120/barel atau Rp 1.116.000/barel atau Rp 7018/liter akan menyebabkan kenaikan subsidi dalam negeri sebesar 21,4 trilyun rupiah, sementara negara tidak mempunyai anggaran, sehingga mau tidak mau, harga BBM dalam negeri harus di naikan sesuai dengan harga BBM Internasional. Yang tidak pernah mereka katakan adalah kenapa harga BBM Internasional cenderung naik? Dan kenapa harga BBM dalam negeri harus selalu mengikuti harga BBM Internasional ?

Sebab-sebab Kenaikan Harga BBM Internasional:
Pertama, Sebab yang paling sering diberitakan adalah menurunnya pasokan dari negeri-negeri penghasil minyak, baik karena sedang ada pergolakan (seperti Irak ataupun Nigeria), menurunnya cadangan minyak di beberapa negara (misalnya Indonesia) maupun karena pemerintah dan rakyat di beberapa negara sedang melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan minyak Internasional (seperti yang terjadi di Venezuela), sementara kebutuhan energi terus meningkat, baik di negara-negara Imperialis (Amerika sebesar 20,59 juta barel per hari, Jepang sebesar 5,22 juta barel per hari, Rusia sebasar 3,10 juta barel per hari) maupun di negara-negara yang sedang meningkat pertumbuhan ekonominya (seperti India sebesar 2,53 juta barel per hari maupun Cina sebesar 7,27 juta barel per hari), sekalipun tidak ada bukti kuat, yang menyatakan bahwa Industri Minyak yang ada di seluruh dunia, tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Kedua, Penyebab yang sejati, dan ini yang jarang sekali di beritakan adalah spekulasi minyak di pasar saham Internasional. Seperti juga halnya dengan saham-saham lainnya, maka perdangan saham minyak ini sangat rentan dengan spekulasi-spekulasi, inilah yang sebenarnya menjadi pemicu utama kenaikan harga BBM Internasional

Sebab-Sebab Kenaikan Harga BBM Indonesia :
Pertama, Harga BBM di Indonesia selalu naik mengikuti harga dunia karena mayoritas Perusahaan Minyak dan Gas di Indonesia, di kuasai oleh Modal Asing (Pemilik Industri Minyak Dunia) sehingga hasil dari minyak Indonesia, lebih diutamakan untuk di jual ke pasar Internasional, dan jikapun harus dijual di Indonesia, maka harganya sama dengan harga BBM Internasional itu (yang di tentukan oleh mereka juga). Kedua, Yang di jual ke dalam negeripun, di batasi hanya 15 % dari total produksi, itupun pemerintah harus membeli dengan harga Internasional selama 60 bulan, padahal seharusnya itu adalah kewajiban Perusahaan-Perusahaan Asing itu, dan seharusnya juga bukan hanya 15 %, tetapi lebih banyak, toh itu minyak di ambil dari tanah kita. Ketiga, Indonesia tidak punya Industri yang mengolah minyak mentah ke minyak siap pakai, sehingga BBM yang sehari-harinya kita gunakan itu, harus kita beli dari Negara lain. Sederhananya, kita punya minyak mentah (tapi di kuasai Asing, hanya sebagian kecil di kuasai PERTAMINA) di bawa ke luar negeri untuk di olah, kemudian kita beli lagi dengan harga Internasional, itu yang membuat harga BBM kita selalu mengikuti harga Internasional. Keempat, Yang membuat lebih mahal lagi, pembelian ataupun penjualan minyak itu melalui perusahaan-perusahaan broker, sehingga lebih mahal lagi ketika di jual ke rakyat (besarnya keuntungan untuk import bisa mencapai 30 sen per barel, dengan total impor kita mencapai 113 juta barel per tahun, sehingga keuntungan broker adalah US $ 170 juta, atau 1,6 trilyun rupiah. Sedang untuk eksport keuntungan broker US $ 2 per barel, dengan ekport kita per hari adalah 490 ribu barel, sehingga uang yang masuk ke kantong broker adalah 9,3 milyar rupiah per hari atau 3,3 trilyun per tahun. Kelima, Yang lebih Parah lagi, seluruh biaya Perusahaan-Perusahaan Asing itu untuk mengambil minyak mentah ( mulai dari survey awal hingga produksi berjalan) sepenuhnya (alias 100 %, bahkan sekarang mencapai 120% karena ada tambahan 20 % bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan sumur-sumur minyak yang telah diolah sebelumnya) di biayai oleh Pemerintah (tentu dengan uang rakyat, yang dibayar lewat pajak dan lain sebagainya), yang biasa di sebut cost recovery.

Kesimpulan :
Perrtama, Jadi sekalipun Bangsa Indonesia memiliki sedikitnya 329 Blok/Sumber Migas dengan lahan seluas 95 juta hektar (separuh luas daratan Indonesia ) dengan cadangan minyak yang diperkirakan mencapai 250 sampai dengan 300 miliar barel (Setara Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia saat ini) dengan total produksi minyak mentah hari ini mencapai 1 juta barel per hari atau 159 juta liter per hari, tidak bermanfaat bagi Rakyat Indonesia. Kedua, Dengan kesanggupan memproduksi BBM mentah sebesar 1 juta barel perhari, dengan harga saat ini US $ 120 / barel) maka nilainya mencapai 1,104 triliun per hari atau 397,44 triliun per tahun. Belum termasuk nilai penjualan gas yang juga luar biasa besarnya, mencapai 82,8 trilun per tahun. Jika semua Industri Minyak ini di kuasai oleh Negara yang pro rakyat, maka tidak akan pernah ada Defisit Anggaran Negara karena kenaikan Harga BBM Dunia (Defisit Anggaran 21,4 trilyun jauh di bawah keuntungan 397,44 trilyun dari Minyak di tambah 82,8 trilyun dari Gas). Ketiga, Belum lagi Negara tidak perlu mengeluarkan cost recovery yang sangat besar. Sampai Pertengahan tahun 2007 saja, pemerintah sudah mengeluarkan dana 93,9 trilyun rupiah. Keempat, Keuntungan untuk rakyat akan bertambah, jika Minyak Mentah di Indonesia, bisa di olah sendiri, tanpa harus membawa ke luar negeri untuk di olah, dan kemudian di beli Indonesia lagi. Bayangkan saja, untuk Broker saja (ekspor di tambah import), terbuang uang 4,9 trilyun rupiah pertahun. Kelima, Sekarang bandingkan dengan dana BLT yang hanya 14 trilyun selama 6 bulan untuk jutaan orang, yang dalam prakteknya 100 ribu perbulan, atau 3000 perhari. Ganti ongkos angkutan seandainya harga BBM nanti naik, itu saja sudah tidak cukup.

Kenapa Bangsa Indonesia Yang Kaya dan Besar Bisa Terjajah Modal Asing?
Pertama, Karena seluruh Kekuatan Politik Indonesia (Partai Sisa Orde Baru, Tentara, Partai Reformis yang sebenarnya Gadungan, Partai Nasionalis yang juga Gadungan, juga Partai yang mengatasnamakan Agama, tetapi membiarkan umatnya terjajah) pengecut di Hadapan Modal Internasional, bahkan dengan suara bulat mendukung pengesahan segala macam UU atau peraturan yang membiarkan Modal Internasional menjarah kekayaan alam termasuk minyak kita (yang terbaru adalah UU Penanaman Modal dengan segala turunannya) dan menghisap tenaga kerja kita. Jika sekarang PDIP, PKB, PKS atau Ketua DPR yang GOLKAR itu menolak rencana kenaikan BBM, itu hanya jualan buat menang pemilu 2009 nanti. Demikian juga dengan Tokoh-Tokoh Elit Politik Lama yang sekarang berada di Pinggiran, yang sibuk berkoar menolak, sejatinya juga sama saja, tidak ada yang sejati berani melawan Penjajahan Modal Asing, seperti Castro di Kuba, Chavez di Venezuela, Evo Maorales di Bolivia ataupun Soekarno di Indonesia. Kedua, Karena Intelektual (Pengamat Ekonomi, Politik dan lain sebagainya, Rektor maupun Dosen) juga sama pengecutnya, bahkan banyak yang bersedia di bayar oleh Modal Internasional melalui pemerintah ataupun yang lain, untuk mendukung program-program Penjajahan itu (baik dengan memberikan dana penelitian, beasiswa, fasilitas dan lain sebagainya). Ketiga, Pengusaha-pengusaha dalam negeri, juga bermental sama seperti Elit-Elit Politik itu, bukanya melawan Dominasi Modal Internasional, malah menjadi agen-agen Modal Internasional, bahkan yang sekarang gencar mendukung kenaikan harga BBM adalah Organisasi Pengusaha seperti KADIN (Kamar Dagang Indonesia) dan APINDO (Assosiasi Pengusaha Indonesia). Keempat, Kekuatan utama yang sanggup menghadapi Modal Internasional, yakni Kelas Buruh dan Rakyat Miskin belum menunjukan kekuatan sejatinya, berupa Mobilisasi Aksi Nasional dan Persatuan Organisasi Gerakan.

Jalan Keluar Rakyat Indonesia :
1. Ambil Alih seluruh Industri Migas di Indonesia, juga Industri vital lainnya, oleh penyatuan mobilisasi rakyat dan di bawah kontrol rakyat.
2. Hapus Hutang Luar Negeri, dengan kekuatan penyatuan mobilisasi rakyat
3. Bangun Kerja sama dengan pemerintah dan rakyat Venezuela dan Bolivia untuk pembangunan Refinery dan Industri Minyak di Indonesia
4. Diversifikasi Energi yang menjamim kelangsungan lingkungan
5. Singkirkan Kaum Modal, Elit dan Parpol Penipu Rakyat, bangun Kekuasan Rakyat Sendiri

Jalan Keluar Jangka Pendek :
1. Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM dan Turunkan Harga
2. Sita harta Soeharto dan kroninya, Bayar dana BLBI.
3. Potong Gaji Pejabat dari Pejabat-Pejabat di Tingkat Nasional, hingga tingkat Kecamatan sebesar 50 %
4. Potong Gaji Eksekutif di Perusahaan Swasta sebesar 50 %
5. Pembatasan Mobil Pribadi dengan cara membatasi jumlah mobil yang bisa dimiliki, menaikan pajak mobil, menaikan biaya parkir dan lain sebagainya
6. Tetapkan Pajak 35 % dari penjualan Eksport dan Import Minyak

Seruan Persatuan Perlawanan :
1. Lakukan Aksi-Aksi Massa setiap hari, di manapun, dengan cara pemogokan pabrik, blokir jalan, pendudukan kantor-kantor pemerintah, maupun dengan aksi-aksi massa di jalan-jalan untuk menggagalkan kenaikan harga BBM
2. Satukan aksi-aksi mahasiswa dengan aksi-aksi rakyat, jadikan kampus sebagai salah satu tempat konsolidasi perlawanan massa rakyat.
3. Melakukan Aksi Nasional secara serentak, pada tanggal 21 MEI 2008 dan 1 JUNI 2008, kepung pusat kekuasaan dan duduki. Di Jakarta : Ayo Bersatu Kepung dan Duduki Istana.
4. Bangun Persatuan Gerakan Rakyat Melawanan Penjajahan secara Nasional sebagai embrio Pemerintahan Rakyat.

21 MEI DAN 1 JUNI : AYO BERSATU, KEPUNG DAN DUDUKI ISTANA !!
GAGALKAN KENAIKAN HARGA BBM DENGAN PERSATUAN MOBILISASI RAKYAT!
AMBIL ALIH INDUSTRI MIGAS, OLEH PERSATUAN MOBILISASI RAKYAT DAN DIBAWAH KONTROL RAKYAT!
SINGKIRKAN KAUM MODAL, ELIT POLITIK DAN PARTAI PENIPU RAKYAT..SAATNYA RAKYAT BEKUASA!!

JAKARTA, 13 MEI 2008
FRONT PEMBEBASAN NASIONAL
Baca Lebih Lanjut....

Minggu, 04 Mei 2008

Dukung Pemogokan Serikat Pekerja Angkasa Pura (SPAP) I Cabang Balikpapan


Pernyataan Sikap
PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA
( P R P )
Komite Kota Persiapan Samarinda

Manajemen PT. Angkasa Pura I harus memenuhi hak-hak dasar Pekerja-nya!!!
Ayo Galang kekuatan, bangun solidaritas dan Persatuan Rakyat Pekerja Kalimantan Timur!!!


Rencana Pemogokan oleh pekerja PT. Angkasa Pura I Cabang bandara Sepinggan Balikpapan, merupakan hak dasar bagi pekerja yang harus kita hormati dalam memperjuangkan kepentingannya. Terlebih jika kepentingan pekerja tersebut lahir dari pengingkaran hak-hak dasar pekerja yang telah diatur dalam regulasi (peraturan) Ketengakerjaan. Pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkasa Pura I (SPAP I), secara tegas menuntut peningkatan kesejahteraan para anggotanya, yang merupakan kewajiban penuh bagi pihak manajemen perusahaan untuk memenuhinya. Namun, apa yang terjadi adalah sebaliknya, kesejahteraan pekerja yang juga tertuang dalam isi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pekerja dan perusahaan, sama sekali belum diberikan oleh pihak perusahaan. Tuntutan kesejahteraan ini antara lain ; Upah/Gaji pokok, Tunjangan Hari Tua (JHT), kesepakatan pension, dll. Lebih parahnya lagi, pihak perusahaan berdalih bahwa pengingkaran hak dasar pekerja PT. Angkasa Pura I Cabang Balikpapan ini, sudah merupakan kebijakan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang notabene sama sekali tidak melibatkan pekerja dalam penentuan kebijakan perusahaan.

Rencana Mogok karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkasa Pura (SPAP) I, Cabang Balikpapan yang akan dilakukan pada tanggal 7-9 Mei 2008 mendatang adalah buah dari ketidak seriusan pihak perusahaan untuk mewujudkan hak dasar pekerja-nya. Pemopgokan in lahir akibat respon pihak manajemen perusahaan yang sama sekali tidak menggubris tuntutan pekerja. Bahkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang merupakan aturan tertulis yang mengikat kedua belah pihak, sama sekali tidak dilaksanakan dengan baik oleh pihak perusahaan.

Untuk itu, kami dari Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP) Komite Kota Persiapan Samarinda, menyatakan sikap :
1. Meminta pihak manajemen perusahaan PT. Angkasa Pura I, Cabang Bandara Sepinggan Balkpapan, untuk segera memenuhi hak dasar pekerja, yang mencakup ; Upah/Gaji Pokok pekerja, Jaminan Hari Tua (JHT) dan Kesepakatan pension pekerja.
2. Meminta pihak manajemen perusahaan PT. Angkasa Pura I, Cabang Bandara Sepinggan Balkpapan, untuk mematuhi Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah disepakati bersama. Pengingkaran terhadap isi perjanjian PKB, sama halnya dengan mempermainkan aturan hukum ketenagakerjaan Negara kita.
3. Meminta kepada semua pihak, untuk menghormati rencana aksi mogok kerja oleh Serikat Pekerja Angkasa Pura (SPAP) I Cabang Bandara Sepinggan, Balikpapan yang akan dilakukan pada 7-9 Mei 2008 mendatang. Sebab, mogok merupakan hak dasar bagi para pekerja untuk memperjuangkan kepentingannya jika perundingan mencapai ksepakatan.
4. Mendukung sepenuhnya rencana pemogokan pekerja PT. Angkasa Pura I yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkasa Pura (SPAP) I Cabang Bandara Sepinggan Balikpapan.
5. Menyerukan kepada seluruh komponen serta elemen pekerja dimanapun berada, agar tetap membangun solidaritas dan persatuan antara sesama rakyat pekerja. Sebab tanpa persatuan, maka kekuatan Rakyat Pekerja akan mudah untuk dipatahkan.

Samarinda, 5 Mei 2008
Perhimpunan Rakyat Pekerja (PRP)
Komite Kota Persiapan Samarinda


Ismed Soerya
Sekretaris Kota
Baca Lebih Lanjut....

Jumat, 02 Mei 2008

ABM Kaltim Rayakan Hari Buruh 1 Mei 2008


BURUH HARUS BERSATU PERJUANGKAN NASIB
Jumat, 2 Mei 2008

SAMARINDA, TRIBUN - Peringatan Hari Buruh se dunia atau biasa dikenal dengan May Day, berlangsung dalam suasana agak berbeda di dua tempat sekaligus. Di Lapangan Karang Asam, suasana terlihat lebih syahdu dan sederhana. Sedangkan di Lapangan Kinibalu lebih semarak karena kehadiran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Awang Faroek Ishak-Farid Wajedy, Kamis (1/5).

Sementara di Lapangan Karang Asam, hanya terlihat satu tenda kecil dan sebuah mobil pick up tempat para buruh berorasi dengan spanduk Aliansi Buruh Menggugat (ABM) yang bertuliskan sejumlah tuntutan mereka. Rintik hujan yang turun tak menjadi kendala. Ratusan buruh di sana tampak semangat meneriakan yel-yel pembebasan dan tuntutan perbaikan nasib kaum buruh serta rakyat miskin.

"Semestinya kita semua kaum buruh berkumpul bersama dalam satu barisan untuk memperjuangkan nasib kita. Tapi yang terjadi justru ada perayaan May Day yang dilakukan oleh sejumlah serikat pekerja dengan menggandeng salah satu cagub. Pimpinan-pimpinan serikat pekerja itu dengan sadar membiarkan agenda perlawanan kaum buruh dan rakyat miskin terkooptasi oleh penindasnya," kata Ketua Panitia Rupang.

Menurut dia, sebagian serikat buruh yang menggelar May Day tersebut telah melemahkan arah perjuangan buruh yang justru tidak didorong untuk menagih janji para elite (cagub) yang notabene menjadi kepala daerah di beberapa daerah di Kaltim dan juga tidak memajukan kesadaran buruh untuk menjadikan 1 Mei sebagai hari perlawanan bersama, hari demonstrasi, hari dimana kaum buruh dan rakyat miskin Indonesia berderap bersama, menuntut kesejahteraannya.

"Kemunduran-kemunduran praktik pimpinan serikat yang telah melakukan pengingkaran terhadap kaum buruh, seperti hal tersebut juga terjadi di Jakarta, tepatnya dalam May Day Fiesta yang menghadirkan SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), Agung Laksono serta Hidayat Nurwahid dalam 1 Mei di Gelora Bung Karno," kata Rupang.

Menurut Rupang, dalam perayaan May Day kali ini ada 19 organisasi yang tergabung dalam ABM. Mereka adalah Konfederasi Serikat Buruh Independen Kaltim, Serikat Buruh Mandiri Indonesia Kaltim, Serikat Buruh Perjuangan Kaltim, Perhimpunan Rakyat Pekerja Kota Samarinda, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Kimia dan Kesehatan-SBSI, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia-Politik Rakyat Miskin, Organisasi Sejahtera Karyawan Mandiri, Serikat Buruh Tirta Mahakam (STM), Pokja 30, Justice Equality Freedom Foundation Kaltim, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin, Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Liquid Natural Gas, Komite Politik Rakyat Miskin, Serikat Hijau Indonesia, Jaringan Advokasi Tambang Kaltim, Pedagang Kaki Lima Odah Etam, Perhimpunan Pekerja Muslim Indonesia. Usai berorasi di Lapangan Karang Asam, ABM melakukan konvoi ke kantor gubernur. (mei)

Sumber : http://www.tribunkaltim.com/Samarinda/Buruh-Harus-Bersatu-Perjuangkan-Nasib.html.
Baca Lebih Lanjut....